pr:content='data:blog.isMobile ? "width=device-width,inital-scale=1.0,minimum-scale=1.0,maximum-scale=1.0" : "width=1100"' name='viewport'/> martua: Ketika Sepak Bola Indonesia Termakan Kekuatannya Sendiri...

Tuesday 23 June 2015

Ketika Sepak Bola Indonesia Termakan Kekuatannya Sendiri...




Sayang beribu sayang, politik di sepak bola Indonesia tidak dilakukan dengan elegan. Kondisi inilah yang membuat sepak bola di negeri tidak maju-maju dan ribut melulu.

Pelaku olahraga lain di Indonesia pasti iri terhadap segenap insan sepak bola negeri ini. Bagaimana tidak, mana ada cabang olahraga yang selalu mendapat perhatian khusus dari dua presiden terakhir Indonesia?

Ketika masih menjabat sebagai presiden, Susilo Bambang Yudhoyono bukan hanya berkomentar. Dia menunjukkan kepedulian terhadap sepak bola dengan menggagas Kongres Sepak bola Nasional di Malang pada 30 hingga 31 Maret 2010. Kini, sesudah Joko Widodo menjadi presiden, sepak bola tetap mendapat perhatian ekstra. Wujudnya Joko mendukung segenap upaya Menpora Imam Nahrawi untuk memperbaiki sepak bola Indonesia.

Insan olahraga lain pantas jengah terhadap keistimewaan sepak bola di negeri kita. Padahal, cabang olahraga ini kurang berprestasi. Lebih banyak cabang olahraga lain yang mampu mengharumkan nama bangsa. Tapi, mereka tetap miskin sorotan.

Kepedulian para presiden Indonesia menunjukkan kelebihan sepak bola. Popularitas si kulit bulat di negeri kita sungguh besar. Tanpa riset sekalipun, siapa pun pasti tahu bahwa sepak bola merupakan olahraga yang paling digemari rakyat Indonesia.

Sayang sekali posisi hebat di mata rakyat malah menjadi bumerang yang melukai sepak bola Indonesia. Sepak bola yang populer menjadi sarana politik berbagai pihak.

Fakta ini tidak hanya disadari oleh orang-orang Indonesia. Pihak asing juga mengetahuinya. Salah satunya adalah eks pemain Liverpool asal Inggris, John Barnes. Berkomentar kepadaESPN, Barnes yang berulangkali datang ke sini bisa mencium aroma politik yang kuat di sepak bola Indonesia.

"Saya pernah ada di belahan dunia itu (Indonesia, Red.) Sayang sekali politik memainkan peran besar di sepak bola," kata Barnes.

Dan akhir kata, tidak susah mencari pemain yang bagus yang susah adalah mencari pangurus yang bagus.

Sumber: nationalgeographic.co.id

No comments:

Post a Comment