pr:content='data:blog.isMobile ? "width=device-width,inital-scale=1.0,minimum-scale=1.0,maximum-scale=1.0" : "width=1100"' name='viewport'/> martua: Arak patung Ical, 2 warga korban lumpur Lapindo kesurupan

Sunday 31 May 2015

Arak patung Ical, 2 warga korban lumpur Lapindo kesurupan




Martua - Aksi peringatan sembilan tahun tragedi lumpur Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur, diwarnai insiden kesurupan, Kamis (29/5). Dua warga tiba-tiba mengamuk usai mengarak patung raksasa Aburizal Bakrie (Ical) berukuran sekitar lima meter.

Peristiwa itu bermula ketika warga peta terdampak membawa patung Ical dengan dua tangan dirantai itu menuju tanggul, tempat digelarnya Festival Pulang Kampung.

Patung raksasa mengenakan pakaian warna kuning, khas seragam Partai Golkar ditempatkan di sisi kanan gubuk-gubuk yang didirikan warga. Ketika patung Ical itu sudah berdiri tegak, dan suara gamelan yang ditabuh sebagian warga terus berbunyi, beberapa warga lain menaburkan kembang tujuh rupa ke arah patung raksasa yang dianggap sebagai sumber bencana.

Dari pantauan merdeka.com di lapangan, sebagian warga juga terlihat menari mengitari patung sembari mengikuti alunan musik gamelan. Saat itu, tiba-tiba suara gamelan terhenti. Riuh suara penduduk pecah oleh teriakan dua warga lain. Keduanya mengamuk memaki Ical.

Melihat kondisi itu, warga langsung membopong kedua orang tersebut dan membawanya ke gubuk. "Ayo kita bawa ke rumahnya sendiri (gubuk di atas tanggul)," ajak salah satu warga ke rekannya yang lain dengan logat Jawa.

Kedua orang yang kerasukan itu, masih terus mengamuk dan terus memaki warga, meski diguyur air mineral oleh rekan-rekannya. "Bunyikan terus kentongan, jangan berhenti. Bakrie j*****, pembuat malapetaka. Bunyikan kentongan, saya tak mau berhenti kalau tak ada kentongan," teriak salah satu warga yang kesurupan.

Para penabuh gamelan pun dipanggil dan diminta segera menabuh alat-alat musik tradisional. Si warga yang kesurupan berdiri dan kembali menari-nari. Sementara rekan yang satunya tetap terkapar, sambil terus membaca istighfar. "Beri saya sandaran," pinta salah satu lelaki yang kesurupan dengan tubuh gemuk.

Sementara lelaki tinggi kurus yang meminta kentongan terus dibunyikan, terus menari-nari hingga kembali tersadar. Bunyi-bunyian gamelan segera dihentikan dan dilanjutkan orasi dan baca puisi oleh anak-anak warga secara bergantian.

Warga menggelar peringatan 9 tahun tragedi semburan Lumpur Lapindo, karena hingga kini mereka belum juga mendapat ganti rugi secara penuh dari pemerintah. Mereka hanya dibuai janji manis pemerintah.

Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menjanjikan akan melunasi ganti rugi warga menggunakan dana talangan pada awal Maret 2015. Tetapi nyatanya hingga belum juga terwujud.

Sumber: merdeka

No comments:

Post a Comment